Terapi Wicara Ampuh Atasi Keterlambatan Bicara Anak
Kalangan orang tua dianjurkan bersikap waspada ketika mendapati anaknya sejak lahir sampai usia 2 tahun tak pernah ngoceh dan tak bisa mengucapkan sepatah kata pun. Karena itu merupakan indikasi awal keterlambatan bicara pada anak yang merupakan satu dari sekian gangguan psikis dan kejiwaan anak. Gejala keterlambatan bicara pada anak itu makin perlu penanganan khusus jika memiliki gangguan komunikasi dan keterbelakangan lainnya.
Praktisi Penanganan keterlambatan bicara anak Ikatan Therapist Wicara Indonesia Evi Sabir Gitawan mengatakan, keterlambatan bicara pada anak merupakan gangugan psikis dan mental yang perlu perhatian khusus dari orang tua. Pasalnya, fenomena psikis ini menghambat perkembangan mental dan pertumbuhan fisik sampai dewasa. Ada beberapa simptoms yang dapat dicermati untuk mengetahui anak menyandang keterlambatan wicara. Antara lain gaya bicara yang gagap dan gangguan penyampaian bahasa ditinjau dari segi bunyi bahasa, semantik, marfologi, sintaks, dan tata bahasa yang agak menyimpang dari penyampaian anak-anak normal sebayanya.
“Prevalensi keterlambatan bicara pada anak bisa timbul pada anak-anak yang sejak lahir sampai usia 2 tahun tak ada mengucapkan satu kata pun. Ditinjau dari sisi medis, keterlambatan bicara pada anak termasuk patologis yang perlu penanganan khusus,” katanya saat ditemui usai Seminar Autisme dalam rangka memperingati HUT RSPB ke-XX di Aula Pemkot Balikpapan, Sabtu (28/4).
Pada anak yang tumbuh normal, kemampuan bicara mulai timbul sejak lahir. Ditunjukkan dengan ocehan anak yang menirukan ucapan. Seiring bertambahnya usia, anak mulai mengalami perbaikan bunyi dan pengucapan dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Masalah keterlambatan bicara pada anak mendapat perhatian dari kalangan medis berkaitan adanya prevalensi kuat terhadap gejala autis. Banyak hal yang memicu anak mengalami masalah keterlambatan komunikasi antara lain, rekan psikis dari orang tua dan masalah keharmonisan keluarga. Dalam beberapa kajian menemukan rata-rata anak yang jarang menjalin komunikasi dengan orang tuanya apalgi dengan orang lain rentan mengalami hambatan bicara. Anak yang dipasung orang tuanya yang mungkin timbul dari rasa malu punya anak cacat atau proteksi berlebihan orang tua juga berpengaruh pada keterbelakangan bicara anak. Sebab lain keterbelakangan kemampuan bicara pada anak adalah gangguan psikis yang berhubungan stigma medis yang dialami anak.
Evi Sabir menerangkan, beberapa terapi dapat diterapkan untuk penanganan keterlambatan bicara pada anak antara lain terapi medis dan terapi mental.
Terapi medis dilakukan untuk anak yang mengalami keterlambatan bicara akibat kelainan fisik seperti bibir sumbing, gangguan pendengaran dan kelainan lain yang berkaitan organ motoris penunjang komunikasi. Terapi mental diterapkan melalui bimbingan intensif yang bisa dilakukan orang tua di rumah.
“Dampingi dia dan ajarkan mengucapkan kata-kata pada anak. Dengan rangsangan mengulang itu, jadi rangsangan wicara itu memacu anak untuk mengenal kata-kata dan mengucapkannya dengan menirukan apa yang dia dengar dan dia ucapkan. Rangsangan wicara yang menghubungkan asosiasi kata dan pendengaran itu dikenal dengan auditory bombaten, ” jelasnya.
Evi menerangkan, terapi penanganan masalah keterlambatan bicara pada anak akan mencapai hasil maksimal apabila ditangani oleh terapi wicara anak. Maksimalisasi penanganan terapi anak ini membutuhkan waktu yang berbeda-beda. Untuk kasus sengau atau cadel butuh terapi intensif minimal 6 bulan. Terapi tersebut butuh waktu lebih lama lagi bagi anak yang menyandang kesultian bicara akibat gangguan pendengaran dan kelainan organ mulut.
0 komentar:
Posting Komentar